Jumat, 23 Juli 2010

PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENGEMBANGAN KARIER


Karier merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun
sosial seseorang. Dalam konsultasi karier di Kompas banyak pertanyaan berkisar
pada pengembangan karier, baik dari kalangan non manajer maupun manajer.

Misalnya: Saya sekarang sudah bekerja di suatu jabatan selama 5 tahun. Kapan
waktu yang tepat untuk pindah jabatan atau naik jabatan? Bagaimana
meningkatkan karier dalam situasi bisnis yang tidak menentu? "Organisasi
tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya untuk naik pangkat, apakah yang
harus saya lakukan dalam pengembangan karier saya?

Tulisan ini membahas mengenai perubahan yang terjadi dalam pola karier
seseorang dan bagaimana strategi kita agar pengembangan karier kita dapat
terjamin.

Pengembangan karier tradisional

Dalam pandangan tradisional, pengembangan karier merupakan tanggung jawab
suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman
tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan
kualifikasi tertentu. Sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan
tersentralisasi.

Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua
pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya
menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara
vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi
seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian
menduduki jabatan manajerial.

Pengembangan karier yang sifatnya vertikal dimungkinkan karena bentuk
organisasi yang sifatnya hirarkis/birokratis. Pengembangan karier tradisional
kurang memberikan kesempatan kepada seseorang yang memiliki kompetensi
teknikal yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan manajerial., karena tidak
tersedia jalur spesialis.

Namun beberapa perusahaan besar yang mempunyai sistem pelatihan dan
pengembangan yang terintegrasi memberikan kesempatan kepada para karyawannya
untuk pindah jalur profesi atau memberikan kesempatan kepada karyawannya
menjadi generalis.

Tantangan Lingkungan Bisnis

Tantangan eksternal seperti globalisasi, persaingan, kemajuan teknologi,
tuntutan pelanggan, mendorong suatu organisasi untuk berubah. Situasi ekonomi
serta persaingan yang tajam mendorong organisasi melakukan restrukturisasi,
perampingan organisasi, desentralisasi, merger, pemanfaatan IT dsb.

Struktur organisasi yang bersifat hirarkis dianggap terlalu lamban untuk
memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Organisasi dalam situasi yang sangat
dinamis harus mampu bergerak secara cepat dan luwes.

Struktur organisasi yang lebih datar/ horisontal dianggap lebih tepat untuk
keadaan sekarang karena jarak antara konsumen dengan pengambil keputusan lebih
dekat.

Bahkan struktur organisasi yang bersifat network dimana suatu organisasi hanya
memiliki pusat yang kecil dan fungsi fungsi organisasi dilaksanakan secara
outsourcing., dianggap sebagai struktur yang cocok untuk situasi ini.
Tantangan lingkungan bisnis ini membuat rasa aman karyawan menjadi hilang.

Tempat seseorang dalam suatu organisasi tiba-tiba bisa hilang. Hal ini dapat
menimbulkan masalah besar dalam kehidupan seseorang.

Seseorang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada organisasi. Tanggung
jawab pengembangan karier seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu.

Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes
dalam mencari pekerjaan termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri
(entrepreneurship). Job security yang hilang harus digantikan menjadi career
security.

Paradigma Baru Pengembangan Karier

Sejalan dengan perubahan struktur organisasi maka pengembangan karier yang
bersifat tradisional dianggap tidak cukup luwes untuk memunuhi kebutuhan
organisasi dan karyawan pada saat ini.

Tantangan dunia bisnis menuntut pola kerja yang sifatnya lintas fungsi dan tim
kerja. Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran harus memiliki pengetahuan
keuangan, sumber daya manusia, produksi atau operasi. Seseorang dapat pula
mengembangkan karier ke bidang spesialis dan profesional tanpa harus melalui
bidang manajerial.

Pada beberapa perusahaan imbalan yang diterima oleh seorang profesional dapat
melebihi imbalan dari seorang manajer. Pilihan penting lain adalah menciptakan
lapangan kerja untuk anda sendiri dan orang lain.

Nah orang-orang yang berani mangambil risiko, peka terhadap tantangan bisnis
dapat memilih alternatif ini. Jadi arah pengembangan karier pada saat ini
lebih variatif, bisa vertikal, horisontal, dapat juga horisontal dulu kemudian
vertikal. Agar anda memiliki career security lebih aktiflah meningkatkan
ketrampilan dan kompetensi, sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli atau
memiliki keahlian yang bersifat multiskill.

Kiat-Kiat Memperoleh Career Security :

· Tetapkan sasaran karier anda, teknikal, manajerial, profesional, fungsional
atau menjadi wirausaha.
· Carilah seorang mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.
· Jangan membatasi karier anda hanya dalam satu bidang saja, karena akan
mengurangi fleksibilitas ruang gerak anda.
· Berpartisipasi dalam setiap kesempatan pelatihan dan pengembangan di
organisasi anda, meskipun anda tidak yakin manfaatnya untuk saat ini.
· Pendidikan S2 antara lain di bidang bisnis dapat memberikan lebih banyak
pilihan dalam meningkatkan karier, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.
· Berkontribusilah jika anda dipilih menjadi anggota suatu proyek kerja,
karena akan memperluas kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja
kelompok.
· Tingkatkan jejaring kerja anda baik didalam maupun diluar organisasi tempat
anda bekerja.
· Tingkatkan ketrampilan hubungan antar manusia anda seperti komunikasi,
kepemimpinan, motivasi, negosiasi dsb.
· Perbarui ketrampilan teknikal anda termasuk pengetahuan dalam bidang IT .
· Jangan mudah berpuas diri, selalu mencoba cara kerja yang lebih baik.
· Berpegang teguh pada etika yang berjalan seiring dengan sukses karier anda.

Nah siapkah anda untuk meningkatkan karier sesuai dengan perubahan paradigma
baru organisasi?

Jumat, 16 Juli 2010

CV = KESUKSESAN ANDA

(Jika anda mengelolanya dengan benar)

Curiculum Vitae (CV) anda ibarat cermin bagi perekrut di perusahaan yang anda
lamar. Dengan membacanya, seorang rekruiter akan segera bisa membayangkan
seperti apa anda, bahkan sebelum mereka melihat anda. Profesionalkah, lamban
atau tukang mengeluh?. Karenanya,berhati-hatilah dalam membuat Curiculum Vitae
(CV) atau daftar riwayat hidup anda.Kalau salah memasukkan informasi, bukan
tak mungkin kesempatan anda melayang.

1. Wajah CV.

Siapa yang tidak menyukai wajah cantik atau penampilan menarik? perumpamaan
itupun berlaku ketika anda membuat CV. Sekalipun anda pintar dan profesional,
perekrut tak akan tertarik membaca CV anda jika terlihat tidak menarik.
Karenanya, kertas dan huruf adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama
untuk memastikan CV anda dibaca sampai selesai.

a. Kertas :

Jangan menggunakan kertas bergaris, berwarna atau yang desainnya meriah.Kesan
yang timbul dengan menggunakan kertas jenis ini adalah : tidak profesional dan
kuno.Sebaiknya gunakan kertas HVS putih polos dan ketik lamaran anda
menggunakan komputer. Jangan pernah mengirimkan fotokopi CV, karena anda
akan dianggap tidak menghargai perusahaan yang anda lamar. Biasakan
mengeprint beberapa set CV anda sekaligus, sehingga anda tak akan kerepotan
ketika tiba-tiba harus mengirim lamaran.

b. Huruf :

Usahakan mengetik CV anda dengan komputer, karena akan lebih terjamin
kerapihannya dibanding kalau anda menggunakan mesin tik manual.Untuk jenis
huruf yang pantas dalam pengetikan CV, gunakan pilihan huruf yang sederhana
tapi jelas terbaca, misalnya : Arial atau Times New Roman. Jangan memilih
huruf yang membuat efek ukiran, karena akan memusingkan orang yang membacanya
dan mengesankan anda seorang amatiran. Gunakan tinta hitam.

2. Isi CV

Untuk 'menjual' diri anda pada perusahaan yang anda lamar, sebaiknya kemukakan
hal-hal yang pantas diketahui. Adalah hal yang mutlak untuk menampakkan
kejujuran dalam CV anda, tetapi bukan berarti anda mengobral diri anda dengan
menuliskan hal-hal yang tidak perlu, misalnya tinggi dan berat badan, kondisi
kesehatan atau jumlah anak.

a. Data diri :

Pada bagian ini jelaskanlah hal-hal yang secara prinsip harus diketahui
perusahaan tempat anda melamar, yaitu: nama lengkap, tempat/tanggal lahir,
alamat dan nomor telephone.

b. Pendidikan:

Pada bagian ini yang perlu disebutkan adalah sertifikat yang berkaitan dengan
pendidikan formal anda, nama lembaga pendidikan tempat anda pernah menimba
ilmu, bidang studi, prestasi, penghargaan atau kursus yang signifikan dengan
pendidikan anda. Kalau anda pernah mendapatkan beasiswa, penghargaan sebagai
pemenang lomba karya tulis atau pernah kursus bahasa asing atau komputer, maka
tuliskanlah dengan singkat dan jelas.

c. Pengalaman Kerja :

Sebutkan dengan singkat dan jelas di perusahaan mana saja anda pernah bekerja.
Jika anda pernah bekerja kurang dari enam bulan di suatu perusahaan, sebaiknya
jangan ditulis kecuali ada hal khusus yang anda yakini baik untuk perkembangan
karir anda.Tuliskan dengan singkat apakah anda pernah mempunyai prestasi di
tempat kerja anda yang lama. Hindari untuk menyebutkan nama bos anda yang lama
atau nomor telephone perusahaan anda yang lama.

d. Aktivitas dan keterampilan khusus:

Point ini sifatnya tidak harus. Jika anda memang mempunyai kegiatan atau
keterampilan yang memang mendukung, tuliskanlah. Misalnya: mengikuti
perkumpulan filateli, sekretaris atau punya keterampilan menulis steno,
manajemen dll.

e. Minat :

Sebutkan dengan singkat minat anda yang anda yakin positif dan signifikan
untuk peningkatan karir anda.

WAWANCARA KERJA


Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis


Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua

pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk anda. Sebab
kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam
wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab
pertanyaan.

1. Ceritakan tentang diri anda


Erina Collins, seorang agen rekruitmen di
Los Angeles menyatakan
seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika kita
membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.

"Pengalaman menunjukkan,
surat lamaran yang optimis tidak selalu
menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya," kata Erina. Ketika
pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti "Di mata anda, siapa
anda?" atau "Ceritakan sesuatu tentang anda", banyak pelamar menatap
pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya
diri.

"Saya merasa biasa-biasa saja" atau "tak banyak yang bisa saya

ceritakan tentang diri saya" seringkali menjadi jawaban yang dipilih
pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel
karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan
diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.

"Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak

basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan
diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti
itu," tegas Erina.

Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New
York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu
menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan "Saya Eliana
Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di
koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar
saya dan berhubungan dengan mereka.
Dari situ saya sadar alangkah
menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui
banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan
traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan
saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk
koran kampus saya."

Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan
Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan
punya rasa ingin tahu. "Jawaban itu cerdas dan efektif untuk
menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya
merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh
jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang
alamiah," kata Erina Collins.

Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan
baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri
adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-
bunga, berapi-api apalagi munafik.

Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si
pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin
tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk
masa depan anda. Kalau telah menemukan poin -poin itu, berlatihlah
mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan
optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan

Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara.
Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara
dan membuat anda seringkali kelepasan bicara.

Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai
seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.

"Ketika itu saya tanya 'apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja?
tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?' dan pelamar
itu menjawab 'saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya
jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat
gaji saya naik.'Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika
suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya
dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,"
ungkap Erina.

Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban
yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya
negatif. Lebih baik kalau anda menjawab "saya menginginkan ritme kerja
yang teratur dan terjadwal.

Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah,
tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji." Atau
kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab
"saya sering telat dan lupa waktu." Tetapi jawablah lebih taktis,
misalnya "kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah
membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda." atau
"saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi
sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat."

Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat
mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti
"Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?" sering
ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya "Sudah,
rencananya kami akan menikah akhir tahun ini." Padahal, menurut Erina,
jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. "Perusahaan selalu
ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan
mereka, terutama pada awal masa kerja.

Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya
seperti selingan," ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik
kalau anda menjawab "sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai
pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."

3. Semangat dan bahasa tubuh

Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi
menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian
rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh
yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,
karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya,
tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja
dengan tidak berlebihan.


Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar
yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya
serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum
untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat.
Umumnya, perusahaan
menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata "saya merasa..."
atau "saya kurang..." dan sebaiknya gunakan "saya pikir...", "menurut
pendapat saya..", "saya yakin...", "saya optimis...". Kata-kata "saya
merasa ..." atau "saya kurang..." mengesankan anda lebih sering menduga,
menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai
persoalan.

Cara berpakaian yang baik dalam wawancara

Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat
digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-
kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips
yang dapat diingat, antara lain:

· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang
akan mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau
"kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal,
atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat
sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar.
Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan
berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih,
tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.

· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis.,mengkilap,
ngejreng).
· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rokbawah,
kancing baju atasan).
· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak
pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).
· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.


Berapa gaji yang anda minta ?

Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan,
bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan
kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun
imbalan yang diberikan Anda mau.

Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk
jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih
tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih
tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh
gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.

Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk
insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan
apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan
setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut
serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: " Saya
berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi
jabatan ini.

Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya
berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan
diberikan adalah minimal Rp. .../tahun ditambah fasilitas-fasilitas
lain sesuai dengan peraturan perusahaan.

Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh
sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan informasi
dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.

Variasi pertanyaan dalam wawancara

Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan
diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi.

Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul
dalam wawancara:

Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :

· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?
· Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
· Siapakah yang membiayai studi anda?
· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?
· Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?

Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :

· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk
menceritakan
mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda
menyelesaikan hal tersebut
· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?

Pertanyaan mengenai sasaran anda :
· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?

Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?
· Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk
bekerja disini?
· Apakah yang anda cari dalam bekerja?
· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?

Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda
dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam
wawancara kerja.
Selamat bersaing!

Kamis, 15 Juli 2010

FORMAT RESUME/CV

Format standar resume atau curriculum vitae (CV) di Indonesia adalah sebagai berikut:

* Biodata dan pas foto.
Pas foto berwarna terbaru, biasanya berukuran 3×4 atau 4×6

* Riwayat pendidikan dan pelatihan.
Cantumkan riwayat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, lengkap dengan jurusan, jenjang, institusi dan tahun kelulusan. Cantumkan pendidikan formal terlbih dahulu, setelah itu baru cantumkan pendidikan non formal.

* Pengalaman kerja.
Berisi pengalaman kerja anda, lengkap dengan pangkat, jabatan, jenis pekerjaan, prestasi atau poyek yang telah selesai dengan sukses, tanggung jawab dan wewenang pekerjaan, serta periode kerja.

* Pengalaman organisasi.
Berisi pengalaman organisasi. Sebaiknya cantumkan pengalaman organisasi yang berhubungan dengan jenis pekerjaan yang anda inginkan saja.

* Referensi kerja.
Cantumkan referensi kerja (bisa nama atasan tempat anda bekerja sebelumnya).

Rabu, 14 Juli 2010

SHOW YOUR SELF

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat lamaran yang baik, yaitu sebagai berikut:

* Impresif.

Tampilkan jati diri kita secara menarik. Isi surat hendaknya dapat memunculkan kesan simpatik, tidak terlalu arogan tetapi juga tidak terlalu merendah.

* Menarik minat calon atasan.

Kesan pertama sangat penting. Usahakan untuk menyusun surat yang ketika seseorang mulai membacanya, akan langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seperti apakah kriteria kita

* Menyebutkan kualifikasi yang diraih.

Prestasi kerja maupun pengalaman yang sukses harus disebutkan, untuk menunjukkan bahwa kita mempunyai prestasi dan pengalaman yang patut dipertimbangkan.

* Menggunakan bahasa yang enak dibaca, ringkas dan padat.

Gunakan bahasa yang sederhana dan ringkas. Kita mempunyai kesempatan untuk menjabarkan semuanya dalam kesempatan wawancara. Untuk saat ini, buatlah penjelasan yang singkat tetapi efektif.

* Kalimat yang efektif.

Hindari kalimat yang tidak efektif, kalimat yang diulang-ulang tanpa alasan, ejaan yang salah, maupun penggunaan tata bahasa yang buruk. Yang sering terjadi adalah penggunaan kata keterangan yang berulang-ulang, atau kata sambung yang berulang-ulang, yang menyebabkan kalimat terasa janggal, yang persis seperti kalimat yang sedang anda baca saat ini, yang menggunakan kata sambung ‘yang’ secara berulang-ulang dan berlebihan.

* Bahasa Indonesia saja

Jika tidak diminta, hindari penggunaan bahasa Inggris, terutama jika kemampuan bahasa Inggris kita kurang baik. Jika bahasa Inggris kita bagus, boleh saja membuat surat lamaran berbahasa Inggris, yang tentu saja merupakan sebuah ‘nilai plus’ bagi kita.

* Tujuan dan alasan melamar.

Cantumkan tujuan dan alasan kita melamar. Biasanya tujuan yang sering disebutkan dalam surat lamaran adalah bahwa kita mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai dalam bidang pekerjaan tertentu, dan dengan bergabungnya kita ke suatu perusahaan akan dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi perusahaan tersebut.

* Kerapihan.

Gunakan kertas yang bagus, bersih dan rapih, tidak kusut, tidak tebal dan tidak mudah terkoyak. Jangan menulis atau mencetak dengan tinta yang terlalu tipis agar surat lamaran mudah dibaca, dan hindari penggunaan tippex.

* Tulis tangan atau komputer?

TEKNIK MENJUAL DIRI

Tahukah Anda, bila Anda sedang mencari lowongan pekerjaan, sebetulnya itu berarti Anda telah bekerja. Ya, ketika mencari lowongan pekerjaan, kemudian mengajukan lamaran, Anda sudah melakukan fungsi marketing. Artinya, Anda sudah harus terampil menjual keterampilan, bakat, dan keahlian di pasaran lowongan pekerjaan bila Anda ingin mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Menjual diri tidak berarti Anda harus menipu atau mengelabui. Tetapi sekadar info, faktanya, pada banyak kasus surat lamaran Anda tidak akan diperhatikan. Benar. Jika Anda ingin surat lamaran Anda mendapatkan respon, Anda harus tahu cara menarik perhatian orang yang membacanya, termasuk memberitahukan bagaimana Anda dapat memberikan kontribusi diri Anda demi keberhasilan perusahaan mereka.


Sebagai pemburu pekerjaan, Anda harus ingat, “menjual diri” harus dimulai dari kertas. Tidak peduli apakah Anda menulis lamaran melalui curriculum vitae (CV), e-mail atau pos biasa, kemampuan Anda dalam mengomunikasikan pandangan dan efek adalah penting. Para profesional yang sibuk, termasuk para perekrut – selalu dibanjiri dengan e-mail, CV dan materi-materi lainnya. Hasilnya? Email yang panjang dan bertele-tele, surat yang membosankan dan CV yang tidak profesional, dibuang, dihapus, dan tidak dipedulikan.

Bila Anda ingin CV dan surat lamaran Anda dibaca, Anda harus menghindari kesalahan yang umum yang sering dilakukan oleh para pemburu pekerjaan.

Kesalahan 1:
Membingungkan

Mari bayangkan skenario yang sering dilakukan oleh pemburu pekerjaan: Anda membaca mengenai tawaran pekerjaan yang menarik, dan Anda langsung membuat surat lamaran dengan terburu-buru dan tidak teliti. Sesudahnya, tentu Anda akan menunggu telepon berdering atau e-mail atau surat panggilan. Sayangnya, telepon tidak berdering, tidak ada e-mail yang masuk, dan tidak ada surat panggilan.

Pertimbangkan kemungkinan ini: Anda bingung. Mungkin Anda mencantumkan minat Anda pada posisi Bagian Penjualan tetapi Anda juga menyebutkan Anda tidak menutup kemungkinan untuk posisi di Bagian Pemasaran atau Bagian Keuangan. Atau, bisa jadi Anda mencantumkan semua keahlian Anda di dalam CV, mulai dari mengajar bahasa Inggris sampai dengan ahli penerjemah dan semuanya Anda cantumkan di dalam CV Anda.

Solusinya? Kejelasan. Bila Anda terlalu banyak memberikan informasi mengenai diri Anda, sejarah pekerjaan, tujuan masa depan karier atau segala macam hal, Anda malah membingungkan orang yang membacanya. Mungkin kita berpikir orang yang membaca CV kita akan berpikiran sama dengan apa yang kita tulis, dengar dan katakan, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Orang sibuk dan waktu sangat terbatas. Tugas Anda adalah untuk memberikan penjelasan secara ringkas, jelas, cepat, dan langsung kepada intinya.

Sebelum mengirim CV, tanyakan diri Anda sendiri: “Diantara poin-poin yang lain, satu poin apa dari diri saya yang ingin saya perlihatkan dan sampaikan kepada pembaca CV saya?” Lalu pikirkan bagaimana Anda akan menyampaikannya atau menuliskannya atau menghapus hal-hal yang tidak perlu. Semakin banyak informasi yang Anda berikan, semakin kecil kemungkinannya akan dibaca dan diingat.

Kesalahan 2:
Membosankan

Profesional yang sibuk – termasuk para perekrut pegawai – dibanjiri dengan segala macam informasi. Termasuk lamaran serta jadwal wawancara calon pegawai. Anda akan melihat betapa pentingnya dapat menarik perhatian mereka dengan cara yang profesional. Bila isi CV Anda membosankan, kemungkinannya Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan dan butuhkan.

Solusinya? Berikan informasi yang berarti dan berguna. Bila Anda ingin agar CV Anda menarik perhatian mereka yang membacanya, materi tulisan haruslah ringkas, jelas dan menyampaikan pesan yang berarti. Lupakan bahasa klise seperti, “Saya merupakan pemain tim yang andal,” atau “Saya pekerja keras.”
Walaupun hal ini benar, semua pelamar menuliskannya. Bila Anda memang pekerja keras dan ingin menyampaikan atau menuliskannya, maka Anda harus membuktikannya. Jangan tuliskan kecuali Anda telah menyiapkan contoh yang jelas dan sampaikan dengan singkat.

Bila Anda menuliskan tentang diri Anda, selalu siap untuk menawarkan cerita, contoh atau kenyataan yang betul-betul memperlihatkan Anda seperti yang Anda tulis atau katakan.

Kesalahan 3:
Menyamaratakan

Bila kita berbicara mengenai CV dan surat lamaran, Anda tidak dapat membuatnya satu tipe untuk semua pekerjaan yang Anda lamar. Untuk menyiapkannya diperlukan waktu dan usaha. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara kita sangat malas untuk mempersiapkannya sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
Hasilnya? Kita mengirim CV dan surat lamaran yang sama persis (dan hanya membuat perubahan-perubahan kecil seperti mengganti nama perusahaan, alamat, nama orang yang dituju) pada setiap pekerjaan yang kita lamar. Ini bukan merupakan cara yang tepat.

Bila Anda tidak menyisihkan waktu untuk menyiapkan CV dan surat lamaran yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan, Anda menghilangkan kekuatan dari CV Anda, dan tentu saja Anda sulit berkompetisi dengan calon pelamar lain yang memiliki pesan yang kuat dan lebih terfokus.

Solusinya? Sesuaikan CV dan surat lamaran Anda setiap kali dan setiap saat Anda akan mengirimkannya. Tidak berarti Anda harus mengubah sama sekali isi dan bentuknya tetapi sesuaikan dengan posisi yang diperlukan dan yang Anda impikan.

Pastikan untuk meneliti deskripsi pekerjaan sebelum Anda mengirimkannya dan bahwa informasi yang Anda berikan merefleksikan posisi yang dibutuhkan dan bagaimana Anda dapat mengkontribusikan diri Anda terhadap kebutuhan tersebut. Memang ini berarti Anda harus berkerja keras tetapi tidak selalu mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang kita dambakan. Buat setiap kesempatan yang memungkinkan dan luangkan waktu Anda untuk sungguh-sungguh menyiapkan CV Anda agar tampak eksklusif dan berbeda dari pelamar lainnya.